download novel terbaru dan terpopuler, download novel indonesia terbaru ebook, download novel gratis, download novel cinta, download novel teenlit terbaru, download novel remaja terbaru, novel cinta, novel remaja, kumpulan novel, novel gratis, novel terbaru, cerita novel, contoh novel
Sabtu, 15 Maret 2014
Bab 24 part 2 novel cewek!!! by esti kinasih
Benar saja. Sebuah mobil mendadak muncul. Dan klaksonnya langsung mengeluarkan lengkingan panik. Memerintahkan dua mobil nekat yang menggunakan ruas jalannya agar secepatnya menyinggir.
Langen mengira Bima akan menuruti perintah itu. Karena itu dia bersiap-siap. Ternyata tidak. Bima justru semakin merapatkan Jeep-nya ke badan bus di sebelahnya, setelah Rangga menekuk kaca spion ke arah dalam. Gugup, Langen melirik spion untuk melihat posisi di belakang bus. Tidak ada tempat kosong. Enam atau tujuh mobil berderet di sana. Tidak ada jalan lain. Terpaksa diikutinya otak sinting Bima.
''Spionnya, Fan! Tekuk ke dalem!''
Fani langsung menjalankan perintah yang diteriakkan dengan nada panik itu.
''Udah!''
''Liatin kalo terlalu mepet!''
''Iya! Iya!''
Fani menggeser tubuh. Dibukanya jendela lebar-lebar. Tanpa sadar cewek itu menahan napas saat perlahan Kijang mulai merapat ke badan bus. Baru disadarinya, tulisan ''D'' di badan bus itu, yang tadi terlihat tidak begitu besar, sekarang ukurannya hampir menyamai jendela mobil!''
Kedua mata Fani jadi berhalusinasi. Huruf ''D'' itu bukan mengawali kata ''Djaya Kencana'' sepertinya terpampang, tapi..... Death already!
''La...... La.....'' ditelannya ludah susah payah. ''Jangan deket-deket..... La.....''
''Makanya liatin!'' Langen membentak tanpa sadar. Bisa dimengerti, dia lebih panik karena pegang setir, dan benar-benar harus menyejajarkan sisi kanan Kijang-nya dengan Jeep di depan kalau tidak ingin dihantam mobil dari arah berlawanan. Soalnya ruang jalan yang tersisa benar-benar pas-pasan.
Kedua mata Langen tertancap lurus-lurus pada Jeep Canvas dan jalan di depan. Kedua tangannya mencengkeram setir kuat-kuat. Kedua rahangnya mengatup keras. Butiran keringat sebesar jagung mengalir deras di kedua pelipisnya.
Suara klakson yang melengking panjang dari mobil yang datang dari arah berlawanan itu membuat ketegangan mencapai klimaks. Sedetik semuanya mengira besok mereka akan masuk koran beramai-ramai. Di bawah judul ''Korban luka'', atau kalau nasibnya memang benar-benar tragis, ''Korban tewas''!
Tapi untungnya mobil dari arah berlawanan itu pilih mengalah. Tidak berani ikut-ikutan nekat. Dia meluncur masuk ke salah satu halaman rumah orang tanpa permisi dan berhenti di sana, di depan si pemilik rumah yang seketika memandang bingung. Seisi mobil lalu berlompatan keluar dengan ekspresi marah dan langsung berlarian ke pinggir jalan. Mereka ingin tahu, ada apa sebenarnya.
Baru saja Langen dan Fani akan menarik napas lega karena lepas dari jemputan maut, tiba-tiba Jeep Canvas Bima melesat meninggalkan mereka, dengan cepat dan begitu mendadak. Sebelum kedua cewek itu sadar apa yang menjadi penyebabnya, dari jalan menikung di depan, mendadak muncul sebuah truk trailer! Dengan badan kokoh, tinggi besar, dan tampang sangar, truk itu siap melumat Kijang mungil di depannya!
Langen dan Fani terperangah dan hanya bisa mematung. Dua lampu depan truk itu kemudian menyorotkan sinar benderang lalu berkedip tiga kali. Dibarengi dengan teriakan klakson yang lebih nyaring dari teriakan kapal yang akan meninggalkan dermaga.
''MUNDUR, LA! MUNDUR!!!'' jerit Fani histeris.
Langen tersadar seperti ditampar. Seketika diinjaknya rem. Dengan entakan keras dan bunyi berdecit yang benar-benar mengiris kuping, Kijang-nya berhenti mendadak, dan langsung bergerak mundur. Berusaha menggabungkan diri dengan konvoi mobil di belakang bus.
Tapi satu suara melengking keras dari klakson yang ditekan maksimal, menyebabkan Langen kembali menghentikan Kijang-nya dengan mendadak.
Karena dia dan Bima mengambil jalur kanan, beberapa mobil mengikuti di belakang. Dan yang barusan berteriak dan sekarang sedang mengedipkan kedua lampu depannya adalah mobil terdepan, sebuah Opel hitam.
Tapi sebuah celah di antara mobil-mobil yang berbaris di belakang bus, yang sekilas dilihatnya melalui spion, membuat Langen segera memindahkan kaki ke pedal gas. Kijang-nya kembali meluncur, tidak peduli dengan teriakan klakson yang menggila dari Opel hitam itu. Kijang Langen berhenti hanya beberapa detik menjelang mereka akan berbenturan. Diinjaknya rem. Dengan bunyi klakson berdecit tajam, sekali lagi Kijang-nya berhenti mendadak. Juga Opel hitam itu. Si pengemudi Opel menegang tak bisa bicara. Sementara orang di sebelahnya langsung membuka jendela dan melontarkan isi kebuh binatang dalam bentuk makian kasar.
Langen tidak sempat lagi mengacuhkan. Konsentrasinya tercurah total pada celah itu. Dengan kedua mata tertancap sepenuhnya di satu titik, kembali diinjaknya pedal gas. Tapi pengemudi Avanza abu-abu, yang rupanya tahu Lanen bermaksud mengisi celah di depannya, seketika menekan klakson kuat-kuat. Mengisyaratkan penolakan.
Celah itu terlalu sempit. Satu mobil lagi bisa bergabung tanpa membentur mobil-mobil yang lain, hanya apabila dia diletakkan vertikal dari atas!
Tapi Langen tidak punya pilihan. Sebelah kanan jalan berbaris rumah-rumah. Meskipun jaraknya berjauhan dan halamannya luas-luas, barisan pagar tembok memisahkan halaman-halaman itu dengan jalan raya. Nekat menabraknya untuk memasuki salah satu halaman sepertinya bukan cara terbaik untuk menghindari monster kotak yang sekarang sudah semakin dekat, yang terus mengedipkan kedua lampu sorotnya, bergantian dengan raungan klakson yang memekakkan telinga.
Benar-benar tidak ada pilihan!
''Pegangan, Fan!'' teriak Langen.
Diirigi lengkingan klakson, puluhan mata yang membelalak, napas-napas tertahan, jeritan dan teriakan, Kijang Langen menerobos celah sempit itu dengan liukan tajam. Terdengar bunyi keras saat badan Kijang membentur Avanza. Mobil itu kehilangan lampu depan sebelah kanannya, ditambah beberapa kerusakan yang cukup parah. Pengemudinya shock dan terduduk seperti patung setelah refleks menginjak rem.
Langen tidak sempat lagi untuk peduli apalagi ikut shock dengan kejadian itu. Kijang-nya yang sekarang juga tak lagi mulus, terus meluncur. Melewati celah sempiti tu dan berhasil keluar dari jalan raya!
Dirinya dan Fani lolos dari kemungkinan berubah jadi arwah. Masih dengan raungan klakson yang menusuk telinga, truk trailer itu berhenti dengan entakan, di ruang kosong yang baru saja mereka tinggalkan, nyaris beradu hidung dengan Opel hitam itu! Untuk kedua kalinya si pengemudi Opel membeku karena shock. Duduk dengan tubuh tegak kaku di belakang setir. Sepasang matanya terbelalak lebar-lebar, memancarkan kengerian. Bumper kokoh dan moncong mengerikan trailer itu, yang memenuhi seluruh ruang pandang, membuat orang di sebelahnya seketika kehilangan keahliannya memaki. Dia juga membeku.
Sementara itu.....
''La! La! Stop, La! Stop!'' Fani berseru keras saat Kijang ternyata terus menerobos semak belukar sampai jauh ke tengah.
Tapi Langen yang benar-benar dicekam ketakutan sepertinya tidak mendengar. Kijang-nya terus meluncur. Fani terpaksa mendorong sahabatnya itu sampai terdesak rapat di pintu, lalu mengambil alih kemudi. Cepat-cepat diinjaknya rem. Kijang itu berhenti.....tidak jauh dari pinggir sawah!
continue~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar