Sabtu, 15 Maret 2014

Bab 23 part 6 novel cewek!!! by esti kinasih


Jadi kesimpulannya, perang terbuka itu hanya akan berlangsung maksimal selama dua jam!

Untuk menghentikan perang tersebut, mau tidak mau salah satu dari ketiga lawan harus dibuat terluka cukup parah. Maka pembicaraan semalam suntuk itu juga telah menghasilkan suara bulat. Theo yang memperoleh kehormatan besar. Dia terpilih sebagai algojo. Dengan mandat penuh! Baik cara maupun korban yang akan dipilih, semua diserahkan ke tangannya. Si botak itu langsung terkekeh-kekeh senang. Ini bagian yang menurutnya paling menyenangkan.

Pagi itu, sementara keempat temannya mempersiapkan segala peralatan yang akan dibawa ke lokasi perang terbuka, Iwan menelepon Lange. Dia menceritakan semua rencananya. Hanya garis besar. Detailnya harus menunggu sampai dia dan teman-temannya kembali dari lokasi.

Hari sudah menjelang siang ketika Iwan cs meninggalkan rumah. Sementara itu Langen langsung ke rumah Fani. Berdua mereka kasak-kusuk mencari cara, bagaimana bisa menemui Febi untuk memberitahu semua rencana Iwan cs.

***

Dua hari menjelang hari ''H'', dua kelompok cowok melakukan pertemuan di dua tempat yang berbeda.
Sekali lagi Rei, Bima, dan Rangga mendiskusikan tempat yang telah mereka pilih untuk melakukan pendakian bersama Langen dan Fani. Jalur dengan tingkat kesulitan cukup tinggi sengaja dipilih untuk mempercepat proses eksekusi. Mereka juga membicarakan tindakan yang akan diambil untuk mengantisipai akibatnya.

Sementara itu di lokasi, Iwan cs mendiskusikan kembali setiap detail rencana, juga semua persiapan yang telah mereka lakukan sejak kemarin. Ini memang malam kedua kelimanya terpaksa kembali bermalam di tengah hutan, karena di malam sebelumnya masih banyak hal yang harus mereka lakukan. Hal-hal yang juga mereka diskusikan dengan seorang pendatang baru. Seorang laki-laki penduduk desa di lereng gunung. Mereka minta laki-laki itu bergabung karena dia mengenal dengan sangat baik kontur pegunungan itu.

Sementara malam ini, mereka kembali terpaksa mendirikan tenda di tengah hutan, karena semua sudah terlalu lelah untuk pegang setir.

Dua hari menjelang hari ''H'', di sekitar rumah Febi kembali berkeliaran dua ''agen rahasia'', yang meringkuk diam-diam di dalam mobil, atau bersembunyi di balik semak, pohon, dinding rumah tetangga, dan semua benda yang bisa menutupi tubuh mereka. Keduanya juga terus mengamati rumah Febi dengan saksama. Dan begitu sebuah sedan berhenti di depan rumah itu dan pengemudinya turun lalu masuk ke rumah, keduanya langsung gerak cepat. Mereka keluar dari tempat persembunyian, berlari menghampiri sedan itu, dan dalam waktu singkat, keempat ban sedan mendesis sampai peleknya menyentuh aspal. Keduanya lalu buru-buru berlari kembali ke tempat persembunyian.

Keempat ban yang tanpa angin sedikit pun itu jelas membuat si pemilik mobil bingung. Dia masuk kembali setelah sempat berdiri terlongo selama beberapa detik. Tak lama dia keluar, diikuti hampir seisi rumah. Termasuk sang target Febi.

Kedua agen rahasia yang sedang meringkuk di satu tempat tersembunyi itu segera membuka tas masing-masing dan mengeluarkan seperangkat persenjataan canggih. Dengan peluru yang tidak akan bisa terdeteksi!
''Mana kacang ijonya?'' tanya Langen.
Fani menyodorkan kantong plastik berisi butiran benda yang diminya. Langen memasukkkan sebutir kacang hijau ke mulut lalu menempelkan salah satu ujung bambu kecil panjang yang dibawanya, ke mulut. Disemburnya kacang hijau di dalam mulutnya, yang kemudian mendesing keluar lewat lubang bambu. Keduanya lalu memerhatikan dengan tegang. Tidak terjadi apa-apa di sana. Bidikan meleset.

Langen mengulangi sekali lagi. Dipilihnya butiran kacang hijau yang agak besar. Kali ini berhasil. Febi menjerit saat lengannya seperti disengat sesuatu. Seketika gadis itu dikerumuni. Dan semuanya sepakat, penyebab bintik merah di lengannya adalah serangga. Tanpa seorang pun tahu yang mana atau yang bagaimana oknum serangga itu.

Langen menurunkan tangannya yang melambaikan slayer, karena Febi tidak menatap ke arahnya.
''Terpaksa kita tulup lagi dia!'' desisnya, lalu kembali memasukkan sebutir kacang hijau ke mulut. Fani melakukan hal yang sama.
''Dua sekalian. Ntar kalo cuma satu kayak tadi, dia kira diantup tawon, lagi.''

Dua moncong bambu kecil panjang sekarang terarah pada Febi. Dua butir kacang hijau lalu berdesing keluar melalui lubang-lubangnya, menghantam telak kulit putih gadis itu, dan meninggalkan dua bulatan merah terang seperti tadi.

Febi nyaris menjerit saat mendadak disadarinya ini sama sekali bukan perbuatan serangga. Dia menoleh ke segala arah dan langsung berhenti saat selembar kain berkibar dua kali lalu lenyap di balik tempat sampah milik salah satu tetangganya. Dia longokkan kepala, berusaha mencari tahu siapa yang bersembunyi di sana. Tapi seorang penjual es krim melintas lalu menghentikan gerobak bersepedanya tepat menutupi tempat sampah itu. Langen sengaja memanggilnya saat tahu Febi telah melihat kibaran slayernya.

Dengan alasan ingin membeli es krim, Febi bergegas menghampiri dan seketika terperangah begitu mendapati Langen dan Fani sedang meringkuk di sana.
''Elo berdua ya yang tadi ituin gue? Sakit banget, tau! Apaan sih tadi itu?''
''Tulup. Sori deh, Feb. Abis, mikir cara yang lain nggak ketemu.'' Langen berjalan jongkok mendekati gerobak es krim diikuti Fani.
''Lo juga yang ngempesin ban mobil temen kakak gue?''
''Iya.'' Langen dan Fani meringis bersamaan.
''Kelewatan lo, sampe semuanya gitu. Eh, Iwan udah terima SMS gue?''
''Udah. Makanya kami nyari-nyariin elo. Udah dua hari nih kita ke sini. Lo kira-kira bisa ikut, nggak?''
''Bisa dong!'' jawab Febi seketika. Justru itu yang ditunggu-tunggunya!
''Kalo gitu denger nih. Gue bacain rencananya Iwan.'' Langen menceritakan dengan cepat semua rencana Iwan cs. Febi pura-pura sibuk memilih-milih es krim, tapi kedua telinganya terpasang tajam. ''Oke, Feb?''
''Oke. Ntar gue cari cara gimana bisa keluar deh. Udah nih? Kalo udah, gue mau balik.''
''Udah.''
Febi menyerahkan selembar uang kepada si penjual es krim.
''Kembaliannya ambil aja, Mas,'' katanya, dan langsung berlari pulang.
''Kembaliannya masih banyak nggak, Mas?'' tanya Langen.
''Lumayan.''
''Kalo gitu kami minta es krimnya dua. Yang rasa cokelat.''
Si penjual es krim menyodorkan dua buah es krim cokelat. Dengan asyiknya, kedua cewek itu lalu menikmatinya di balik tempat sampah.



continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar