download novel terbaru dan terpopuler, download novel indonesia terbaru ebook, download novel gratis, download novel cinta, download novel teenlit terbaru, download novel remaja terbaru, novel cinta, novel remaja, kumpulan novel, novel gratis, novel terbaru, cerita novel, contoh novel
Sabtu, 15 Maret 2014
Bab 22 part 1 novel cewek!!! by esti kinasih
Tantangan yang berakibat fatal. Bima menjawabnya dengan penculikan.
Diulang..... Penculikan!
Diulang lagi..... PENCULIKAN!!! Dalam arti yang sebenarnya!
Gilanya, sang korban diciduk langsung di depan rumahnya. Hebatnya, itu terjadi pada hari Kamis yang sama. Hari yang telah diramalkan akan menjadi hari sial untuk mereka yang berbintang Virgo. Khususnya Virgo yang bernama Fani! Dan salutnya......ada begitu banyak orang di rumah sang korban pada saat peristiwa itu terjadi!
***
''Lagi banyak tamu ya, Fan?'' Langen menghentikan Kijangnya lalu menatap heran mobil-mobil yang berderet di sisi ruas jalan di depan rumah Fani. Saat itu hari menjelang petang.
''Yoi. Temen-temennya bokap.''
''Gue nggak mampir deh.''
''Kenapa?''
''Ogah! Ntar gue pasti disuruh bantuin elo sama Ijah cuci piring sama beres-beres kalo tamunya udah pada pulang.'' Langen melambaikan tangan sambil meringis. ''Daaah. Met kerja paksa ya!''
''Dasar lo! Males!'' seru Fani dongkol.
Soalnya bagi Fani, kehadiran Langen memang sangat berarti, karena akan sangat mengurangi tumpukan gelas, piring, sendok, garpu, panci, dan segala macam perkakas lain yang harus dicucinya bersama Ijah nanti. Fani membalikkan badan sambil menggerutu. Masih terdengar tawa berderai Langen saat sebuah Jeep Canvas berhenti mendadak di dekat Fani.
''Halo, Sayang.''
Satu suara yang sudah amat sangat dikenalnya berkata pelan. Tepat di cuping telinga. Disusul tubuhnya dipeluk satu tangan dari arah belakang. Fani menoleh kaget. Bima langsung menyambutnya dengan senyum lembut, namun dengan kilatan berbahaya di sepasang mata hitamnya.
''Aku mau ngajak kamu jalan-jalan.''
''Nggak! Nggak! Nggak mau! Gue....!''
Protes tidak berlanjut. Bima membenamkan wajah Fani ke dadanya. Sementara tangan kanannya cepat-cepat membuka pintu mobil. Diangkatnya tubuh Fani ke belakang setir.
''Geser, cepet!''
Fani langsung menggeser badannya. Bukan karena menuruti perintah itu, tapi karena dia melihat peluang untuk melarikan diri. Dengan cepat Bima melompat ke belakang setir dan meraih tubuh tawanannya, beberapa detik sebelum tangan sang tawanan sempat meraih hendel pintu.
''Tolong! To....''
Jeritan sang tawanan langsung teredam. Sekali lagi Bima membenamkan wajah Fani di dadanya. Diinjaknya pedal gas dan cepat-cepat dilarikannya Jeep LC Hardtop Canvas-nya dari tempat itu. Dia menyetir hanya dengan satu tangan, karena tangannya yang lain mendekap tawanannya kuat-kuat. Dekapan itu baru dilepasnya setelah Jeep keluar dari kompleks. Fani langsung melejit jauh-jauh. Menempelkan tubuhnya rapat-rapat di pintu.
''Ini penculikan, tau!'' serunya dengan suara gemetar.
''Tepat!'' Bima menjawab kalem. ''Pinter kamu, bisa langsung sadar kalo diculik!''
Fani tertegun. Ditatapnya Bima dengan sorot takut dan tak mengerti. ''Apa sih mau lo?''
''Apa mau gue?'' Bima menoleh sekilas. ''Aku orang yang nggak bisa ditantang, Sayang. Nggak satu, apalagi banyak!''
''Maksud lo?''
Bima meraih sebuah bungkusan dari jok belakang dan meletakkannya di pangkuan Fani. Fani membukanya dan seketika terkesiap. Bikini warna biru!
''Punyaku warnanya juga biru.'' Bima menoleh dan menyeringai, lalu mengedipkan satu matanya. ''Inget nggak, waktu kamu mabok sama Langen sama Febi habis turun gunung itu? Kamu nantang aku, berani nggak pake bikini? Inget?!''
Fani tersentak. Dia ingat, tapi nggak ditanggapinya pertanyaan Bima.
Jeep Canvas itu kemudian berbelok memasuki areal parkir sebuah bangunan dengan tulisan ''TIRTASARI'' besar-besar di atas atapnya. Setelah memarkir Jeep-nya di bawah pohon, Bima meraih sebuah bungkusan plastik hitam dari jok belakang lalu melompat turun. Dibukanya pintu di sebelah Fani.
''Ayo, turun!''
Fani berpikir keras. Dijawabnya atau tidak tantangannya sendiri ini? Soalnya ada dua kemungkinan. Ini cuma gertak sambal dan dia bisa selamat, atau Bima memang berniat nekat. Dan itu artinya, akan dia pamerkan tubuh setengah bugilnya gratis-gratis untuk babon ini!
Bima menikmati ekspresi panik di depannya. Untuknya sendiri, ini juga harakiri. Bunuh diri total! Tapi untuk orang yang sudah mengatai dirinya ''cowok tempe'', tantangan apa pun akan dia layani! Apalagi cewek ini juga sudah berani mengatainya ''ayam''. Sampai tujuh turunan, itu benar-benar tidak bisa dimaafkan!
Dan dibanding dua tantangan lain yang diajukan bersamaan pada saat kebut gunung itu, juga dua tantangan terakhir yang belum lama diterimanya, ini yang akibatnya paling fatal sekaligus paling efektif untuk mengenyahkan munculnya tantangan berikut.
''Gimana? Jangan kelamaan mikirnya!''
Fani menggigit bibir. Lalu.....
''Ayo!'' Akhirnya Fani nekat mengambil risiko. Dengan perhitungan, ini cuma sekadar gertakan.
''Bagus!'' Bima bersiul keras.
Keduanya lalu berjalan memasuki kompleks kolam renang. Bima memerintahkan Fani untuk memastikan ruang ganti khusus cewek dalam keadaan kosong, sebelum kemudian menyusul masuk.
''Yang selesai duluan ngasih tanda. Kayak gini!'' Fani menjentikkan jari tiga kali.
''Oke!'' Bima mengangguk. ''Setuju!''
Keduanya balik badan dan menghilang ke dalam bilik yang mereka pilih. Di dalam biliknya, Fani menggantung bikini biru itu lalu menatapnya lurus-lurus. Perlahan ditanggalkannya pakaiannya satu demi satu, lalu dikenakannya bikini biru itu. Kemudian cewek itu menunggu cemas. Tapi sampai dia bosan memerhatikan tubuhnya yang berbalut busana sangat minim itu, tidak juga terdengar tanda dari luar. Yang artinya, Bima juga belum keluar dari bilik tempat dia ganti baju.
Fani meringis sendiri.
Biar tau rasa tuh cowok! Batinnya. Belagu sih. Terlalu bangga dan pede sama ke-''badak''-nya. Mampus dia sekarang!
Sambil menahan senyum, dibukanya pintu. Niatnya hanya akan memberi tanda kemudian menunggu lima detik saja. Biar ''badak'' itu tahu bahwa dirinya tidak bersembunyi!
Tapi pintu itu hanya sempat terbuka setengah, karena Fani langsung tersentak. Mulutnya menganga lebar, sementara kedua matanya melotot lebar-lebar. Di depannya, persis di depannya, berdiri monyet berbulu yang bergincu dan..... Bikini!!!
Hanya satu detik Fani menyaksikan pemandangan mengerikan itu, kemudian dia pingsan! Merosot ke lantai begitu saja sempat menjerit. Dan suara terakhir yang sempat didengarnya sebelum kesadarannya hilang total adalah....
''Menurut yey, penampilan eike gimana?''
continue~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar