download novel terbaru dan terpopuler, download novel indonesia terbaru ebook, download novel gratis, download novel cinta, download novel teenlit terbaru, download novel remaja terbaru, novel cinta, novel remaja, kumpulan novel, novel gratis, novel terbaru, cerita novel, contoh novel
Sabtu, 15 Maret 2014
Bab 19 part 1 novel cewek!!! by esti kinasih
Babak kedua!
Kekalahan telak. Sayangnya Langen dan Fani sama sekali tidak menyadarinya. Mereka meningkatkan kewaspadaan hanya karena insting mereka mengatakan sepertinya telah terjadi sesuatu dan kembali akan terjadi sesuatu. Sayangnya, ''sesuatu'' itulah yang sama sekali tidak mereka ketahui.
Saat ini yang sedang mereka awasi dengan ketat adalah gerak-gerik Rei dan Bima. Padahal itu salah besar, karena kali ini Rangga-lah yang memegang peranan.
Apa yang diinginkan Rei adalah A, dan apa yang diinginkan Bima adalah B, dan jadi tugas Rangga untuk mencari cara agar dua keinginan yang berbeda itu bisa terlaksana dalam waktu yang sama. Dan Rangga sudah menyiapkan skenarionya.
Sebagai pembukaan babak kedua ini, ketiga cowok itu akan jarang terlihat bersama-sama, dan akan berakting seolah mereka sangat sibuk, jadi tidak hanya waktu untuk merencanakan macam-macam seperti yang telah dituduhkan kedua lawan mereka lewat sorot mata.
Gimana Langen dan Fani nggak bingung, coba? Mereka telah mengangkat senjata tinggi-tinggi, tapi musuh-musuh mereka malah sibuk berlalu-lalang dengan buku-buku tebal di tangan, atau berjaket lab dengan tabung-tabung reaksi dalam genggaman. Kali lain mereka menemukan salah satu musuh sedang serius berdiskusi dengan dua atau tiga teman, sementara yang lain membaca buku sendirian di pojok-pojok sepi atau terhalang.
Begitu sibuk dan seriusnya Rei cs, sampai sekadar menoleh pun mereka tidak sempat lagi. Akhirnya Langen dan Fani terpaksa menurunkan lagi senjata yang sudah mereka acungkan tinggi-tinggi. Kewaspadaan mereka pelan-pelan mengendur. Jangan-jangan perang sudah selesai? Atau jangan-jangan sebenarnya malah sama sekali tidak ada perang?
Rei cs pilih menahan senyum dan meneruskan aksi serius dan sibuk mereka. Tidak ada yang lebih seru daripada mempermainkan lawan yang bingung.
Dalam babak kedua ini juga akan ada kehadiran satu bintang tamu yang akan ikut memeriahkan jalannya pertempuran, tentu saja tanpa si bintang tamu itu tahu.
Ada budi ada balas. Itu sebabnya kenapa ada Dekha di babak kedua ini. Dekha anak teknin kimia yang pernah jadi teman sekelas Rangga di SMA dulu, yang akhirnya berhasil mendapatkan Shanti, cewek cakep yang berbulan-bulan diincarnya. Keberhasilan Dekha tak luput dari campur tangan Rangga. Sebagai balas budi, setiap kali engkongnya yang punya kebun luas di pinggir Jakarta panen durian, Dekha mempersilakan Rangga untuk makan sampai pingsan.
Momen inilah yang akan dimanfaatkan.
Setelah mencari ke sana kemari, akhirnya Rangga menemukan cucu juragan durian itu di sebuah lab. Dekha sedang serius menekuri tabung-tabung reaksi dan selembar kertas di meja di depannya. Rangga segera menghampiri.
''Serius bener? Ngapain lo? Bikin bom?''
Tanpa mengangkat kepala, Dekha menjawab pelan, ''Sst, jangan bilang-bilang. Gue lagi bikin lemper!''
Rangga menyeringai, ketawa pelan. ''Kha, gimana acara makan durennya nih? Gue liat udah banyak yang numpuk di pinggir-pinggir jalan.''
''Oh, iya.'' Dekha langsung menghentikan kesibukannya. ''Sori, gue lupa ngasih tau elo. Besok Jumat. Ajak dong cewek lo sekali-sekali. Jangan sendirian terus. Malu lo ya, ketauan maruk duren gratis?''
''Siapa juga yang nggak maruk sama duren gratis? Tapi sekarang gue mau ngajak temen nih. Bima sama ceweknya. Bisa, nggak?''
''Bisa aka. Rei nggak sekalian?''
''Dia lagi patah hati. Percuma diajak. Nggak bakalan bisa bedain duren sama kedondong.''
Dekha ketawa. Dia lalu menunduk, menyambung kembali kesibukannya.
Rangga bangkit dari kursi. ''Oke deh, Ka. Thanks banget. Sori ngeganggu.'' ditepuknya bahu Dekha lalu melangkah keluar.
***
Seluruh persiapan selesai dilakukan. Namun karena adanya perbedaan kepentingan dan tujuan, Rangga terpaksa mengadakan dua kali pembicaraan. Sekali dengan kehadiran lengkap Rei dan Bima. Tapi Bima hanya jadi pendengar karena topik pembicaraan adalah Langen. Dan pembicaraan yang lain dilakukan Rangga hanya dengan Bima. Dengan topik, jelas saja Fani.
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana masing-masing eksekutor. Rangga akan ada bersama Rei, sedangkan Bima akan dibantu Dekha. Dan kalau semuanya berjalan sesuai rencana, maka kiamat untuk Langen akan segera tiba. Sementara Fani tinggal menunggu hari kapan dia akan dieksekusi!
***
Dan hari inilah pelaksanaaan rencana itu!
Rangga berjalan menuju kelas Dekha. Langkahnya yang semula normal segera diubahnya menjadi tergesa-gesa saat akan mendekati kelas yang dituju.
''Kha, sori banget nih. Gue batal ikut. Kudu cabut. Ada urusan mendadak. Tapi Bima jadi kayaknya. Dia ada di ruang senat,'' katanya sambil bergegas menghampiri Dekha.
''Kok kayaknya?''
''Gue belom sempet bilang ke dia. Ntar lo tanya aja, mau ikut apa nggak.''
''Iya deh.'' Dekha mengangguk tanpa curiga.
''Ya udah. Gue cuma mau ngasih tau itu. Cabut dulu, Kha. Emergency banget nih!''
''Yoi!''
Rangga keluar ruangan kembali dengan langkah tergesa-gesa. Cowok itu langsung hilang begitu sebuah dinding telah menghalanginya dari pandangan Dekha. Beberapa saat kemudian, ketika matanya menangkap sosok Bima yang sedang berdiri menunggunya di pintu ruang senat, diacungkannya kedua ibu jarinya. Tanda semua berjalan sesuai rencana.
Bima mengangguk dan segera meninggalkan ambang pintu tempat dia berdiri. Cowok itu berjalan menuju kelas Fani. Sementara Rangga lanjut ke tempat parkir di depan rektorat, melakukan bantuan terakhirnya untuk Bima sebelum kemudian giliran Rei yang harus dibantunya.
Langkah selanjutnya benar-benar spekulasi. Rangga berharap, tingkat kewaspadaan Langen dan Fani yang tidak lagi setinggi hari-hari kemarin akan membuat kedua cewek itu lengah.
Sementara itu Bima berspekulasi, apa yang dia berikan akan membawa Fani padanya. Dan untuk memperbesar kemungkinan keberhasilan spekulasinya itu, cowok itu sengaja berlama-lama di kelas Fani, yang juga kelas Langen itu tindakan itu juga dilakukannya untuk sedikit memperbaiki citra diri. Terutama di depan cewek-cewek yang berpikir rasional, yang tidak kepincut dengan tampang dan penampilan, yang menganggap semua kebrengsekannya sudah cukup sebagai alasan untuk memasukkannya ke dalam krematorium dalam keadaan hidup!
Jadi, Bima harus memberi kesan bahwa meskipun tampangnya sangar dan sifatnya cenderung prosesif, playboy, egois, dan kecenderungan-kecenderungan negatif lainnya, semua itu tidak sepenuhnya benar.
Contohnya adalah apa yang sedang dilakukannya saat ini.
continue~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar