Sabtu, 15 Maret 2014

Bab 16 part 3 novel cewek!!! by esti kinasih



Sejak diberitahu Iwan tentang perkembangan terakhir, Langen dan Fani langsung stres. Benar-benar tidak menyangka. Belum lama mereka merayakan kemenangan, sekarang sudah harus berangkat perang lagi. Saat ini situasinya malah lebih parah. Tanpa bantuan.
''Febi lawan Rangga, dan Bima jadi urusan kita berdua!'' kata Langen.
''Rei?'' tanya Fani.
''Gue sama dia kan udah bubaran. Kalopun dia suka nanya-nanya, gue nggak kudu jawab. Dia udah nggak ada hak untuk maksa gue ngomong.''
''Tapi dia bakalan ke Bima larinya, La.''
''Makanya kingkong lo itu kita hadapin berdua.''
Fani mengangguk-angguk.
''Tapi Febi belom tau nih, kalo ada perkembangan parah gini.''
''Ya kita kasih tau. Tapi lewat telepon aja. Males gue ke rumahnya kalo nggak kepepet banget.''
''Sama!''

Tapi ternyata Febi tidak dapat dihubungi. Ponselnya dimatikan dan setiap kali Langen menelepon ke rumahnya, yang mengangkat selalu ''Kanjeng Ibu''-nya atau kakak laki-lakinya yang paling tua. Dan kalau sudah mendengar suara ibu Febi yang kaku dan nadanya yang selalu datar teratur itu, otomatis otak Langen langsung menvisualkan sosok wanita anggun tapi mengerikan itu, di mana pun matanya sedang menatap. Tembok, kaca mobil, pohon, apalagi papan reklame.
''Ada apa?'' tanya Fani. Setelah untuk yang ketiga kalinya dengan selang waktu setengah jam, Langen menutup telepon dengan kening mengerut.
''Aneh deh. Yang ngangkat selalu kalo nggak nyokapnya, ya Mas Pram.''
''Lo bilang aja mau ngomong sama Febi.''
''Ditanyain dulu, tau nggak? Pertanyaannya detail-detail banget, lagi! Ini siapa? Teman kuliahnya atau bagaimana? Keperluannya apa? Dengan Febi hubungannya bagaimana? Akrab atau biasa-biasa saja? Aneh banget, kan?''
''Coba ntar gantian gue yang nelepon.''

Ternyata sama. Fani sampai a-a-u-u bingung mau menjawab ketika suara dingin itu Febi melontarkan pertanyaan-pertanyaan sama seperti yang diajukan pada Langen.
''Kenapa sih mereka?'' desis Fani, meletakkan gagang telepon dengan kening berkerut. ''Waktu terakhir kali kita ke sana, lo nyolong ya, La?''
''Enak aja. Orang gue cuma ngutil doang kok.''
''Apaan?''
''Tivi!''

Keduanya mengikik geli. Setelah berkali-kali bergantian menelepon dengan suara yang diubah-ubah, dan yang mengangkat di seberang sana masih juga kedua orang itu, akhirnya Langen dan Fani menyerah.

''Temuin di kampus aja deh!'' putus Langen jengkel

Tapi ternyata mereka tidak bisa menemukan Febi. Cewek itu tidak muncul di kampus. Kursi yang biasa Febi duduki, kosong. Besoknya kosong lagi. Besoknya masih kosong juga.

Keduanya terus bolak-balik ke kelas Febi. Satu hari bisa empat sampai lima kali. Tergantung banyaknya pergantian mata kuliah di kelas Febi. Dari hari Senin sampai hari Jumat. Lima hari! Tapi cewek itu tetap tidak pernah terlihat. Tak satu pun teman-teman sekelasnya tahu, kenapa dia tidak pernah muncul lagi.
Febi mendadak raib!!!

continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar