download novel terbaru dan terpopuler, download novel indonesia terbaru ebook, download novel gratis, download novel cinta, download novel teenlit terbaru, download novel remaja terbaru, novel cinta, novel remaja, kumpulan novel, novel gratis, novel terbaru, cerita novel, contoh novel
Sabtu, 15 Maret 2014
Bab 11 part 4 novel cewek!!! by esti kinasih
Gila! Benar-benar tidak disangka!
Jam berdentang sebelas kali. Fani dan Ijah tersentak. Bergegas mereka berdirikan Langen lalu memapahnya menuju kamar. Ini nih, bagian yang paling berat. Naik tangga. Mati-matian Fani dan Ijah menyeret Langen menyusuri anak tangga demi anak tangga. Sampai di depan tempat tidur, sambil mengerang, keduanya ikut menjatuhkan diri ke tempat tidur bersama Langen. Tapi suara mobil di kejauhan membuat keduanya seketika melompat bangun.
''Gawat, Jah! Jangan-jangan itu Papa sama Mama!'' Fani memandang berkeliling dengan panik. ''Kita masukin aja Langen ke lemari. Ayo, buruan!''
''Dimasukin ke lemari!?'' Ijah terbelalak. ''Jangan, Non! Rapet begitu lemarinya. Ntar Mbak Langen bisa mati. Trus kita berdua dimasukin penjara, jadi penjahat!''
''Ya jangan lama-lama. Yang penting Papa sama Mama nggak tau!''
''Yaa....'' sejenak Ijah terdiam ragu. ''Ya udah deh kalo gitu. Yuk!''
Langen ditarik dari tempat tidur. Tapi dia memberontak, menolak bangun dari tempat tidur. Malah ganti ditariknya Fani sampai terjatuh di sebelahnya.
''Eh, lo tau lagu itu nggak, yang suka dinyanyiin cowok lo itu? Wanita dijajah pria sejak duluu.... Yang gitu tuh! Siapa sih yang ngarang? Pasti cowok! Nggak mungkin cewek! Ntar kalo gue temuin tuh orang, gue kasih tau deh dia! Pasti dia nggak pernah kenal cewek kayak gue!''
''Iya! Ntar kalo ketemu, lo omelin aja dia!'' jawab Fani buru-buru. ''Tapi sekarang lo kudu bangun dari tempat tidur gue, La!''
''Siapa yang mau diomelin!?'' tanya Ijah kaget.
''Aaa, udah iyain aja! Udah tau lagi mabok!'' tukas Fani. Dengan paksa Langen ditarik sampai berdiri, lalu dipapah menuju lemari. Tapi tiba-tiba Langen berteriak keras.
''UDAH GUE PUTUSIN DIA! HORE! MERDEKA! MERDEKA!!!''
''SST! SST!'' dua orang yang memapahnya kontan berbisik panik.
''Jangan teriak-teriak, Mbak! Ini udah malem, ntar tetangga pada denger!'' desis Ijah.
''Udah kita seret aja, Jah! Terpaksa!''
Langen di seret ke lemari. Tapi mendadak tubuhnya membungkuk dan dia muntah habis-habisan!
Fani dan Ijah memekik bersamaan. Keduanya lalu mematung memandangi genangan air di lantai yang menyebarkan aroma tidap sedap dan tajam menusuk. Mengalahkan pengharum ruangan yang digantungkan Fani di kotak AC.
''Yeekh!'' Ijah meleletkan lidah sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang bebas ke depan hidung.
''Gawat!'' desis Fani dengan suara tercekat. ''Kacau nih! Taro dulu nih orang, Jah! Bersihin dulu muntahannya. Ntar baunya keburu ke mana-mana.''
Langen, yang tubuhnya jadi semakin lemas, diseret mundur kembali ke arah tempat tidur.
''Jangan! Jangan! Jangan di kasur!'' cegah Fani saat Ijah akan menarik Langen ke atas tempat tidur. ''Susah ntar bersihinnya. Geletakin aja di bawah!''
Langen didudukkan di lantai, bersandar di tempat tidur. Cewek itu masih sibuk mengoceh sendiri sambil tertawa-tawa geli, sementara Fani dan Ijah membersihkam muntahannya. Tiba-tiba terdengar jeritan klakson. Tepat di depan rumah. Kedua terlonjak dan saling pandang dengan panik.
''Cepet! Cepet!'' desis Fani. ''Itu Papa sama Mama!''
Dengan gerakan seperti kesetanan, keduanya melanjutkan membersihkan lantai. Fani langsung lupa dengan rasa jijiknya. Bergantian dengan Ijah, dia berlari bolak-balik ke kamar mandi. Mencuci kaus yang terpaksa dikorbankan jadi kain pel. Pekerjaan menjijikkan itu selesai beberapa detik kemudian, bersamaan dengan jeritan klakson yang kedua kali. Ijah melemparkan kaus-kaus yang berubah fungsi jadi kain pel itu begitu saja ke dalam kamar mansi lalu menutup pintunya. Kemudian cepat-cepat dibantunya Fani yang sedang menarik Langen sampai berdiri. Berdua, mereka seret Langen yang masih saja mengoceh, ke lemari.
''Gue adalah pejuang emansipasi! Jadi ati-ati aja sama gue! Emangnya kalo elo jago karate trus lo kira gue jadi takut? No! No! Sori aja! Nggak gampang.... Eh? Lho, kok gelap? Mati lampu, ya?''
Fani tidak menghiraukan. Buru-buru dikuncinya pintu lemari. Bersamaan dengan itu, kembali terdengar bunyi klakson. Tiga kali berturut-turut. Dua kali pendek, dan yang ketiga melengking panjang. Pertanda kedua orangtua Fani mulai tak sabar.
''Tadi Ijah kunci gerbangnya. Biar aman,'' kata Ijah sambil balik badan dan terbirit-birit berlari keluar. Tapi tiba-tiba Ijah berseru lagi dari tangga, ''Non...itu...pura-puranya Non Fani lagi Ijah pijitin ya!''
''Oh, iya! Iya! Ide bagus! Sip! Oke!''
Fani langsung menyambar botol minyak kayu putih dari atas meja. Dia cipratkan beberapa tetes isinya ke lantai tempat Langen muntah tadi. Lalu dengan menggunakan kedua telapak kaki, digosok-gosoknya lantai dengan cepat. Setelah itu dia melompat ke atas tempat tidur, membuka kausnya dan menggosokkan beberapa tetes minyak kayu putih di tubuhnya. Sambil menarik napas panjang-panjang untuk mengurangi ketegangan, cewek itu kemudian berbaring tengkurap, beradegan sedang dipijat. Tapi tiba-tiba terdengar suara Langen, yang meskipun jadi agak-agak ngebas karena ngomongnya dari dalam lemari, tapi terdengar lumayan jelas.
''Fan? Kok gelap sih? Mati lampu, yaaa? Nyalain lilin dooong!''
''Aduh, gawat!'' Fani melompat bangun. Langen nih, nggak kompak banget!
Bergegas dia berlari ke sudut ruangan, tempat seperangkat elektronik bertengger. Dihidupkannya radio. Tapi ternyata suara sang penyiar tidak mampu meredam suara dari dalam lemari.
''CD! CD!'' desisnya dan buru-buru diaduknya koleksi CD-nya. Mesti yang genjreng-genjreng. Nah, ini kayaknya pas. Tip-X!
Fani meringis saat Sakit Hati memekik keras. Sip! Musiknya rame, beriraman ska. Cocok banget buat orang yang sekarang lagi disimpan di lemari. Tapi ternyata lagu itu malah membuat Langen naik darah.
''HEH! SIAPA ITU YANG NYETEL? MATIIN! MATIIN! EMANGNYA SIAPA YANG SAKIT HATI? ORANG GUE NGGAK SAKIT HATI JUGA! AYO, MATIIN BURUAN! MENGHINA GUE LO, YA? SIAPA ITU YANG NYETEL? ELO, FAN? APA ELO, JAH? AWAS YA, NTAR! TUNGGU PEMBALASAN GUE!''
continue~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar