Sabtu, 15 Maret 2014

Bab 17 part 2 novel cewek!!! by esti kinasih



Soalnya, semua kejadian itu, dari munculnya Salsha di kampus sampai peristiwa kebut gunung, sudah bisa dipastikan otaknya adalah mantan cewek Rei itu. Kalau hubungan keduanya tersambung kembali, berarti target berpindah dari Langen ke Fani. Meskipun itu pada akhirnya akan menyeret Langen juga, keasyikannya jelas jauh berkurang.

Sementara kalau hubungan Rei-Langen benar-benar telah berakhir, itu artinya Bima bisa memaksa Langen untuk buka mulut dengan cara-cara yang dia inginkan. Tanpa harus peduli dengan perasaan Rei. Karena mantan adalah mantan!

Hari ini, setelah berhari-hari menghilang, Rei muncul kembali di rumah Bima. Tuan rumah terpaksa menahan sabar saat tamunya itu hanya berdiri diam. Bersandar di salah satu pilar teras belakang, dengan kaleng Cola-Cola di tangan.
''Kayaknya gue harus ngalah....'' suara pertama Rei setelah bermenit-menit diam membuat Bima berdecak kesal.
''Betapa berhari-hari hasilnya cuma ide tolol begitu? Kenapa nggak dari kemaren-kemaren aja lo sujud di depan kakinya? Di depan banyak orang sekalian. Dengan gitu lo nggak akan ditolak, karena semua tau, lo yang minta balik. Bukan dia!''
Rei ketawa pelan.
''Bukan ngalah begitu yang gue maksud. Mengalah untuk duluan memulai. Gue mau dia balik. Tapi nggak akan begitu kesan yang ditangkep orang.'' diletakkannya kaleng Cola-Cola di meja, lalu ditepuknya bahu Bima. ''Gue balik dulu.''
Seketika Bima mencekal satu lengan Rei.
''Gue bukannya mau ikut campur. Lo nggak mau cerita?''
Bima memang tidak ingin ikut campur. Dia hanya harus tahu rencana Rei. Soalnya itu menyangkut rencana yang akan disusunnya!

***

Banyak jalan menuju Roma.
Bima duduk bersila, diam tak bergerak, di atas singgasana kebesarannya. Di dalam ruangan yang didesain sedemikian rupa, sehingga sekali lihat saja orang langsung tahu kalau penghuninya masih titisan Tarzan si Raja Rimba.

Rei telah menceritakan seluruh rencananya. Bima tidak banyak mengomentari apa yang di katakan sahabatnya itu meskipun sebenarnya tidak setuju. Di kamusnya tidak ada kata ''dienyahkan'', ''ditinggal'', apalagi ''ditendan''. Untuknya, yang seharusnya terjadi adalah sebaliknya!
''Lupain yang udah lewat. Mulai babak yang baru, dan harus bisa saling memaafkan. Gue akuin gue egois. Dan akan gue coba terima kenyataan, dia bisa nenggak alkohol.''

Itu ucapan terakhir Re, sebelum pamit pulang. Bima cuma mengangguk mendengar kalimat-kalimat Rei yang menurutnya terlalu romantis itu. Bima bahkan sampai menundukkan kepala dalam-dalam untuk menyembunyikan senyum yang tak bisa lagi ditahannya. Shock atau love is blind?
''Paling nggak cara lo nggak bikin malu.'' hanya itu komentar yang bisa dikatakannya. Tapi dia telah menyusun rencana sendiri. Tidak hanya untuk Rei, tapi juga untuk Rangga, sobatnya yang lain. Karena dilihatnya Febi juga mulai bertingkah sekarang.

Memulai lagi dari awal? Itu masalah gampang! Memaafkan? Juga masalah gampang! Tapi tunggu sampai berhasil dibongkarnya semua kebohongan. Tunggu sampai dia beberkan bukti-bukti pengkhianatan. Tunggu sampai dibuatnya ketiga cewek itu tidak bisa berkutik!

Memulai lagi awal yang baru? Akan jadi keharusan. Tapi dengan kondisi, ketiganya tidak lagi bisa dipercaya. Tentu saja ketiga cewek itu akan diajak ke sana atau ke sini seperti tujuan aksi unjuk rasa mereka itu, tapi itu hanya akan terjadi dengan kemurahan hati.

Juga tentu saja akan ada penjelasan. Tapi tidak di setiap ketidakhadiran! Dan yang pasti, peringatan untuk ketiga cewek itu: Jangan coba-coba untuk sekali lagi bikin udah macam-macam!

Dan karena Rei benar-benar ingin mantan ceweknya kembali, maka target berubah dari Langen ke Fani. Dan karena Fani adalah full otoritas Bima, cowok itu bisa menggunakan cara apa pun yang disukanya untuk memaksa Fani mengaku. Yang jelas, Bima tidak akan mempergunakan cara-cara Rei. Karena terbakar cemburu, Rei main tancap gas dan akhirnya justru gagal. Mending kalau sekadar gagal. Ini...kalah dengan cara yang benar-benat memalukan!

Kalau saja Rei itu bukan sahabatnya semenjak kecil, panggilannya sudah berubah jadi '' Pengemis Cinta'' dari kemarin-kemarin!
Rei dan Bima.
Keduanya memang tidak lagi sepenuhnya sama. Kali ini bagi Rei lebih banyak cinta yang bicara. Sementara bagi Bima, tetap sembilan puluh persen ego yang bicara, karena itu dia bisa menyusun strategi dengan hanya melibatkan sedikit perasaan.

Hasilnya.....
Jauh dari prediksi Langen dan Feni. Sama sekali bukan barbar apalagi biadab. Bima justru melancarkan serangan yang dikemas dalam strategi Smooth and Romantic. Satu strategi yang benar-benar jitu, brilian, cermat, dan.....cantik!

Dia tidak hanya menciptakan cover manis yang membuat tujuan utamanya jadi terbungkus rapi tak terdeteksi, tapi langkah pertama yang juga manis. Soalnya ada pepatah bilang, langkah pertama adalah langkah yang menentukan.

Ada banyak jalan menuju Roma!
Bima menyeringai lebar. Untuk pertama kalinya sejak berjam-jam lalu, dia bergerak dari posisi duduk bersila, kemudian turun dari tempat tidur besarnya. Satu dari sekian banyak jalan ke Roma itu telah dipilihnya. Jalan yang paling jauh dan paling ruwet. Jadi siapa pun yang mencoba memberikan pertolongan, atau mengikuti dari belakang, tidak akan pernah bisa menebak akhir tujuan!
Roma atau Milan? Venesia or Vatikan?

continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar