download novel terbaru dan terpopuler, download novel indonesia terbaru ebook, download novel gratis, download novel cinta, download novel teenlit terbaru, download novel remaja terbaru, novel cinta, novel remaja, kumpulan novel, novel gratis, novel terbaru, cerita novel, contoh novel
Sabtu, 15 Maret 2014
Bab 18 part 1 novel cewek!!! by esti kinasih
Pertempuran telah dimulai!
Benar-benar telah dimulai! Di kubu Bima yang di-backup Rangga, semua persiapan telah selesai dilakukan. Senapan-senapan telah dalam keadaan terkokang. Samurai dan bayonet telah diasah dan siap dihunuskan. Meriam-meriam telah ditarik ke posisi yang telah ditentukan, siap memuntahkan batu hitam.
Sementara di kubu Fani yang dibackup Langen, meskipun selalu dalam kondisi ready to war sejak berhari-hari sebelumnya, tapi karena peta kekuatan lawan sama sekali tak terbaca, akibatnya keduanya juga tidak dapat memprediksi bentuk serangan yang akan mereka hadapi. Apakah lawan akan menggukan rudal jarak jauh? Ataukan senjata biologi? Atau senjata kimia? Atau dengan menggunakan tank? Pesawat tempur? Pasukan kavaleri? Pasukan katak atau amfibi? Atau yang cukup satu kali tapi hasilnya dijamin yahud. Nuklir!
Asli, ternyata teknik yang digunakan Bima dan Rangga jauh dari dugaan kedua cewek itu. Seseorang yang justru tidak tahu-menahu perihal perang tersebut akan ikut terjun ke dalam kancah pertempuran. Ya, Rei ikut serta memeriahkan tanpa menyadarinya.
Rei meminta kedua sahabatnya membantunya mengembalikan Langen. Maka dibeberkannyalah rencananya. Dan karena rencana itu hanya menyangkut sang mantan, maka Fani harus disingkirkan. Yang mendapatkan tugas untuk melakukan penyingkiran itu, tentu saja Bima. Dalam pelaksanaannya nanti, Bima akan dibantu Rangga.
Sudah pasti Bima dan Rangga langsung menjawab ''Oke!'', disertai anggukan tegas. Tapi tanpa sepengetahuan Rei, sebenarnya Rangga dan Bima punya tujuan sendiri.
Dan untuk menyesuaikan rencana rei tersebut, pertempuran akan berlangsung dalam dua babak. Pertempuran yang akan dihadapi Langen, dan pertempuran yang akan dihadapi Fani. Sendiri-sendiri!
***
Babak pertama!
Tepat jam satu siang, kuliah berakhir. Langen dan Fani berjalan bersisiran keluar kelas, tetap dengan kesiagaan setinggi hari-hari kemarin. Tapi keduanya sama sekali tidak menyadari perang telah dimulai hari ini. Saat ini!
Di tempat parkir mereka menemukan fakta, bahwa mereka tidak mungkin bisa pulang. Tempat parkir masih selengang tadi pagi saat Kijang itu ditinggalkan. Di kiri-kanannya masih tetap kosong. Tapi persis di depan Kijang, ada mobil diparkir dengan jarak yang benar-benar rapat. Kurang dari satu meter. Dan itu Jeep Rei!
Mobil memang bisa maju, mundur, belok kiri atau belok kanan. Tapi belum ada mobil yang bisa geser kiri geser kanan. Jadi mau tidak mau, Jeep itu harud dipindahkan.
''Kurang ajar! Cari gara-gara dia!'' desis Langen. ''Lo tunggu sini, Fan. Bentar gue cari tuh orang! Apa sih maksudnya?''
Langen pergi dengan muka marah. Begitu dia menghilang di koridor utama kampus dan Fani tinggal sendiri, dua pasang mata yang sejak tadi terus mengawasi dari satu sudut tersembunyi, segera bertindak. Bima lebih dulu. Dibuangnya bunga rumput yang sedari dari digigitinya. Dia bangkit berdiri sambil menepuk satu bahu Rangga.
''Gue duluan!''
''Sip. Good luck!''
Bima menyelinap di antara mobil-mobil yang terparkir dan menghampiri Fani dari arah belakang, tanpa suara.
''Halo, Sayang,'' bisiknya. Fani menoleh kaget dan kontan terperangah. Bima menyambut dengan senyum. ''Ikut yuk? Aku punya surprise untuk kamu.'' tangan kiri Bima langsung terlurur, merangkul cewek di depannya.
''Nggak! Nggak! Tolak Fani panik. ''Gue nggak seneng surprise!'' dia berusaha menyingkirkan tangan Bima yang memeluknya, tapi tidak bisa.
''Diliat dulu, ya? Baru bilang nggak suka. Jangan langsung begitu. Nanti kalo aku tersinggung, bisa gawat akibatnya. Oke?'' Bima mengangkat kedua alisnya. ''Yuk.''
''Tapi.....tapi gue lagi nunggu Langen!'' Fani berusaha keras mengerem langkah-langkah Bima.
''Biar dia pulang sendiri. Surprise ini cuma untuk kamu.''
Dengan paksa Bima menyeret Fani menuju Baleno hitam yang diparkir dekat rumpun asoka, memaksanya masuk dan tak lama Baleno itu melesat meninggalkan tempat itu. Tertawa pelan, Rangga memerhatikan adegan itu dari balik kaca mobil. Setelah kedua orang itu pergi, dengan cepat dia berlari menghampiri Jeep Rei. Dia melompat ke belakang setir dan sedetik kemudian Jeep itu melesat meninggalkan tempat parkir. Tak lama Rangga kembali dengan Jeep lain dan memarkirnya tepat di tempat Jeep Rei tadi terparkir, setelah itu melompat turun dan kembali ke tempat persembunyian.
Langen baru sekali ke fakultas perminyakan dan sebenarnya ogah dua kali. Tapi yang kedua kali ini mau tidak mau harus dilakukan. Tidak ada yang lebih sial selain menemukan Rei di tengah segerombolan besar teman-temannya, yang anehnya minus Bima dan Rangga.
Ruangan yang tadinya bising karena hampir semua isinya berbicara, langsung berubah senyap begitu Langen muncul di ambang pintu. Siulan-siulan nyaring segera terdengar di sana-sini. Rei dan Langen saling tatap. Rei dengan ekspresi pura-pura terkejut, agar tak terbaca bahwa ini telah diatur sebelumnya. Sementara Langen tentu saja dengan roman perang.
''Tolong singkirin mobil lo! Gue mau pulang!'' cewek itu to the point. Kedua alis Rei menyatu.
''Singikirin gimana maksudnya.''
''Lo nggak usah pura-pura deh! Mobil lo rapet di depan mobil gue! Gue nggak bisa keluar!''
''Tapi hari ini gue lagi nggak bawa mobil, La. Udah dua hari tuh mobil nginep di bengkel. Gue dijemput Rangga tadi pagi. Lagian kalo gue bawa, gue selalu parkir di sini. Nggak pernah di depan rektorat. Lo salah liat, kali?''
''Nggak mungkin! Gue apal mobil lo!''
''UUUUU!'' langsung terdengar koor kompak dan nyaring.
''Dia masih apa mobil lo, Rei!'' celetuk salah satu teman Rei.
''Itu berarti dia sebenernya masih cinta!'' yang lain menyambung.
Muka Langen langsung merah. Rei menghentikan celetukan teman-temannya.
''Dia bukannya masih cinta sama gue. Justru saking udah nggak cintanya, sampe berhalusinasi ngeliat mobil gue.''
''Bukan halusinasi! Itu jelas-jelas Jeep elo!'' bantah Langen hampir menjerit.
''Kita liat aja kalo gitu.'' Rei melangkah keluar. Seluruh isi ruangan segera mengekor di belakangnya. Langen yang paling akhir, berjalan sambil cemberut.
continue~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar