Heart of Stone (part 1)
Kristen Stewart's PoV
Aku tidak pernah berpikir akan seperti apa wujud cinta sejatiku nanti. Aku tidak pernah membayangkan apa yang akan terjadi jika aku bertemu dengan cinta sejatiku. Aku juga tidak pernah berpikir banyak tentang hal itu. Aku bahkan belum pernah merasakan bagaimana rasanya mencintai dan dicintai. Rasanya aku kembali seperti seorang anak kecil yang berlumuran air liur dan hanya bisa memegang lollipop. Belum pernah merasakan apa-apa.
Tapi semua itu tidak penting.
Rasanya apa yang selama ini kucari ternyata bukanlah sesuatu yang kubutuhkan. Aku tidak membutuhkan cinta sejati. Aku membutuhkan dia. Hanya dia yang kubutuhkan. Dia yang ternyata sudah kutemukan. Dia yang ternyata sudah menemukanku. Rasanya aku tidak butuh lagi kata kata konyol tentang cinta sejati, cinta yang selama ini kubangga banggakan.
Kata itu justru berbanding nol dengan dirinya. Dia bukan kekasihku, dia bukan suamiku, dia juga bukan cinta sejatiku. Dia milikku. Kami terlahir untuk satu sama lain. Tak kusangka-sangka kalau ternyata apa yang kubutuhkan selama ini adalah apa yang sudah kutemukan, yang sudah kumiliki.
Aku tidak bisa merasakan darah berdesir lagi di kakiku, begitu juga di tanganku, dan seluruh tubuhku rasanya kelu. Perasaan kebas ini mulai menjalar menyusuri setiap aliran darah untuk dijadikan korban, korban akan perasaan kebas. Tapi setidaknya, masih ada yang bertahan. Mata dan jantungku masih berlomba lomba merespon tatapan dan senyumnya...
Tapi semua itu tidak penting.
Rasanya apa yang selama ini kucari ternyata bukanlah sesuatu yang kubutuhkan. Aku tidak membutuhkan cinta sejati. Aku membutuhkan dia. Hanya dia yang kubutuhkan. Dia yang ternyata sudah kutemukan. Dia yang ternyata sudah menemukanku. Rasanya aku tidak butuh lagi kata kata konyol tentang cinta sejati, cinta yang selama ini kubangga banggakan.
Kata itu justru berbanding nol dengan dirinya. Dia bukan kekasihku, dia bukan suamiku, dia juga bukan cinta sejatiku. Dia milikku. Kami terlahir untuk satu sama lain. Tak kusangka-sangka kalau ternyata apa yang kubutuhkan selama ini adalah apa yang sudah kutemukan, yang sudah kumiliki.
Aku tidak bisa merasakan darah berdesir lagi di kakiku, begitu juga di tanganku, dan seluruh tubuhku rasanya kelu. Perasaan kebas ini mulai menjalar menyusuri setiap aliran darah untuk dijadikan korban, korban akan perasaan kebas. Tapi setidaknya, masih ada yang bertahan. Mata dan jantungku masih berlomba lomba merespon tatapan dan senyumnya...
Heart of Stone part 2
Heart of Stone part 3
Heart of Stone part 4
Heart of Stone part 5
Heart of Stone part 6
Heart of Stone part 7
Heart of Stone part 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar